Salah satu mahasiswi S1 Ilmu Gizi FKM Universitas Airlangga, Airin Levina, berkesempatan mengikuti program pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh YouCan (Youth Center to Act for Nation). YouCan melakukan pengabdian masyarakat lintas disiplin ilmu dan memfasilitasi pemuda yang berkomitmen untuk mengembangkan diri dalam pemberdayaan masyarakat dan memberikan kontribusi positif dan nyata bagi masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Program ini diselenggarakan pada tanggal 23 – 27 Februari 2017 di Desa Saonek, Kecamatan Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Untuk menuju desa ini, peserta harus menyeberang menggunakan kapal feri dari Sorong ke Waisai selama dua jam, kemudian menggunakan speed boat dari Waisai ke Saonek selama 30-45 menit. Adapun terdapat 13 peserta yang mengikuti program ini dan merupakan mahasiswa ataupun professional yang berasal dari kampus dan daerah manapun se-Indonesia.
Kamis, 23 Februari 2017 dilakukan acara pembukaan, dimana peserta menyampaikan maksud dan tujuan datang ke Saonek untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan berbagai kegiatan dan program yang telah disusun. Adapun bidang kesehatan akan melakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD dan SMP, praktik cuci tangan dan gosok gigi di SD, edukasi kesehatan lingkungan, pengukuran berat dan tinggi badan di SMP, sosialisasi Pedoman Umum Gizi Seimbang dan edukasi kesehatan reproduksi di SMP, survei kepada masyarakat mengenai akses kesehatan dasar dan indikator kadarzi.
Dari indikator kadarzi yang ada, didapati bahwa jarang sekali mereka makan makanan yang beragam dikarenakan akses terhadap makanan yang terbatas. Sumber protein hanya didapat dari ikan, khususnya ikan tongkol dan ikan ekor kuning, ikan yang lainnya memiliki nilai jual yang lebih sehingga lebih baik mereka jual daripada mereka makan. Sayuran yang ada hanya kangkung, bayam, sawi, daun singkong, bunga pepaya, dan jantung pisang. Buah yang ada hanya mangga, pepaya, pisang, dan salak, itupun tergantung kapan pohonnya berbuah, sehingga masyarakat sangat jarang makan buah-buahan. Untuk membeli makanan yang lebih beragam, masyarakat harus menyebrang ke Waisai. Sumber karbohidrat banyak didapat dari nasi dan sagu. Warga desa ini mendapat beras jatah dari pemerintah setiap bulannya.
Indikator kadarzi lainnya, sekitar setengah dari jumlah ibu rumah tangga yang kami wawancarai mengaku tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, kebanyakan dikarenakan air susu yang tidak keluar. Beberapa juga ada yang tidak melakukan penimbangan berat badan secara teratur dan tidak meminum suplementasi yang diberikan oleh pihak puskesmas, khususnya multivitamin bagi ibu hamil dan menyusui. Sedangkan bagi balita, ibu selalu membawa balita ke posyandu untuk penimbangan dan suplementasi. Suplementasi tablet zat besi bagi remaja putri juga tidak diberikan karena pihak puskesmas tidak memberikannya kepada remaja putri. Olahraga juga hanya dilakukan oleh anak-anak saja, orang dewasa sangat jarang melakukan olahraga. Kebanyakan warga juga sudah menggunakan satu merk garam beryodium, walaupun masih ada yang menggunakan garam balok.