Surabaya – Minggu, 3 September 2017 telah dilaksanakan Pra_OMeGA 2 yang dilaksanakan di RK 3 dan 4 FKM UNAIR. Meskipun masih dalam suasana liburan Idul Adha, namun tidak mematahkan semangat mahasiswa baru untuk mengikuti acara Pra-OMeGA 2 ini. Tema Pra-OMeGA 2 adalah “Alumni Session : Keprofesian Gizi”. Diharapkan nantinya dapat membuka wawasan mahasiswa baru ilmu gizi tentang profesi gizi yang dapat didalami setelah lulus menjadi sarjana gizi.
Kegiatan diawali dengan berkumpulnya mahasiswa baru di lapangan parkir FKM. Satu persatu kelompok bergiliran masuk untuk bertemu dengan kakak LO masing-masing untuk menyerahkan tugas yang sudah diberikan ketika Pra-OMeGA 1. Selanjutnya, mahasiswa baru memasuki area skrinning dengan bapendis. Mahasiswa baru yang telah lolos skrinning dipersilahkan untuk registrasi dan memasuki ruangan.
Pukul 07.20, acara dimulai. Acara dibuka dengan doa, selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Airlangga. Kemudian, MC menjelaskan tentang tema Pra-OMeGA 2. Acara selanjutnya adalah pre-test.
Materi yang pertama disampaikan oleh Ibu Endah Bardiarti, S.KM. Beliau adalah ahli gizi di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya. Beliau menyampaikan materi terkait Peran Ahli Gizi di Rumah Sakit. Yang menjadi target seorang ahli gizi ketika mengabdikan dirinya di Rumah Sakit adalah menurunnya malnutrisi yang ada sehingga masyarakat dapat mencapai kesejahteraan dalam hal kesehatan yang optimal, atau dengan kata lain yaitu adanya perubahan status gizi pada pasien yang datang untuk menjadi lebih baik. Itu adalah kata yang diucapkan oleh Bu Endah dihadapan para mahasiswa baru yang nampaknya banyak yang mulai tertarik untuk bercita-cita menjalankan peran sebagai ahli gizi di rumah sakit. Di rumah sakit, ahli gizi tidak dapat bekerja sendiri, melainkan butuh adanya kolaborasi dengan profesi lain sehingga dapat menyelesaikan masalah pasien. Ahli gizi juga harus dapat menjadi pendengar baik, mendengar segala keluh kesah pasien dan memberikan edukasi terkait gizi pada pasien agar kebiasaan yang tidak baik tidak diulangi lagi dan dapat menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Materi yang kedua disampaikan oleh Bu Ona Oktalia, S.Gz. Beliau merupakan alumni S1 Ilmu Gizi UNAIR tahun 2015 yang saat ini mengabdikan dirinya dengan menjadi pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Beliau menyampaikan materi terkait peran ahli gizi di pemerintahan. Beliau menuturkan bahwa sarjana gizi yang tertarik dengan dunia pemerintahan tidak hanya bisa mengabdikan diri di Dinas Kesehatan, melainkan ada Dinas Ketahanan Pangan dan BPOM yang juga membutuhkan adanya peran ahli gizi di dalamnya. Adanya ahli gizi diharapkan dapat membuat gebrakan-gebrakan program inovatif yang dapat meningkatkan status gizi masyarakat sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal. Ahli gizi harus mampu menganalisis terkait permasalahan gizi masyarakat sehingga masalah gizi dapat segera teratasi. Acara selanjutnya adalah FGD dengan LO masing-masing kelompok terkait penanaman karakter. FGD berlangsung selama 30 menit dan selanjutnya mahasiswa baru dipersilahkan untuk melaksanakan ibadah sholat Dhuhur dan makan siang.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Siti Aisyah. Beliau adalah lulusan FKM UNAIR yang saat ini sedang mengembangkan bisnis katering bayi Nutrikidz. Beliau menyampaikan materi tentang Peran ahli gizi di bidang wirausaha. Mahasiswa baru tampaknya sangat antusias mendengarkan materi terkait wirausaha di bidang gizi ini. Di akhir sesi materi, ada penugasan untuk maba yaitu menuliskan ide bisnis yang akan dijalankan nantinya. Ada tiga anak yang memaparkan ide bisnisnya, diantaranya Maria, Herlin, dan Tiksna. Maria memiliki ide bisnis yaitu es krim sayur, dan yang menjadi sasarannya adalah tingkat umur mulai anak-anak hingga remaja. Dia mengusulkan hal itu karena melihat keadaan semakin meningkatnya anak yang tidak suka makan sayur. Herlin memiliki ide untuk mengembangkan produk yang berbahan dasar ubi ungu, karena menurutnya ubi ungu yang melimpah di Indonesia masih belum termanfaatkan dengan optimal, padahal jika diteliti lebih lanjut, kandungan gizi dalam ubi ungu sungguh luar biasa. Tiksna memiliki ide untuk memanfaatkan duri ikan bandeng yang selama ini masih kurang termanfaatkan, yaitu dengan mengemasnya dalam bentuk produk bubur duri bandeng, yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka balita yang mengalami defisiensi kalsium. Materi dengan Bu Aisyah diakhiri dengan sesi foto bersama mahasiswa baru. Bu Aisyah memberi pesan pada mahasiswa baru di akhir sesi untuk selalu semangat dalam mengembangkan produk-produk gizi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk perbaikan gizi di Indonesia.
Setelah Pra-OMeGA 2, mahasiswa baru diharapkan dapat memiliki pandangan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan setelah lulus dari ilmu gizi UNAIR nantinya. Baik dari yang tertarik di rumah sakit, pemerintahan, maupun wirausaha nantinya dapat saling berkolaborasi untuk membangun sinergi dalam memperbaiki status gizi masyarakat Indonesia dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.