Edukasi Gizi Calon Pengantin Menjadi Strategi Pencegahan Balita Stunting

Kecukupan gizi pada masa prakonsepsi diketahui menentukan output kelahiran anak dan pertumbuhan anak serta menunjang fungsi alat reproduksi agar dapat berperan optimal. Sayangnya banyak pasangan yang belum mengetahui pentingnya pengaturan gizi prakonsepsi yang harus diterapkan sebelum ibu hamil. Hal ini diperparah dengan tingginya angka menikah di usia muda dan berkontribusi hingga 35% angka kejadian stunting. Tingginya permasalahan ibu selama masa kehamilan menunjukkan pentingnya gizi prakonsepsi dan dibutuhkan pendidikan gizi dan promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku sehat dalam mempersiapkan kehamilan. Sebagai salah satu upaya menurunkan angka stunting, maka dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan kapasitas pada remaja dan calon pengantin agar dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat, salah satunya adalah dengan memberikan kursus persiapan pra nikah.

Berdasarkan data Survey Ekonomi Nasional (Susenas) sejak tahun 2010, sejumlah kabupaten dan kecamatan di Sumatera Utara menjadi pusat terjadinya kasus perkawinan anak tertinggi di Indonesia hingga diatas 50%, diantaranya di Nias Utara, Sitolu Ori, Alasa Talumuzoi, hingga Deli Serdang. Hal ini tentu saja menjadi salah satu faktor yang menjadikan angka stunting tinggi di Sumatera Utara karena rendahnya pengetahuan kegizian sebelum menikah. Dengan latar belakang diatas tim pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga menilai perlunya untuk melakukan peningkatan pengetahuan gizi prakonsepsi dan gizi keluarga untuk calon pengantin.

Dalam pengabdian masyarakat kali ini tim bekerjasama dengan Gerakan Unimed Mengabdi (GUM), KOMAZI (Komunitas Mahasiswa Gizi), Lembaga Keluarga Generasi Emas Sumatera Utara, Klinik Nikah Medan (KLIK), BKKBN Sumatera Utara, DP3A Sumatera Utara, dan Pemprov Sumatera Utara. Program peningkatan kesadaran dan kewaspadaan terhadap gizi prakonsepsi dan perencanaan gizi keluarga dilakukan dengan mengembangkan media edukasi berbasis offline learning yang dikemas dalam sebuah workshop kesehatan. Materi pembelajaran dibuat berdasarkan konstruksi Health Belief Model dengan meningkatkan niat, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap persiapan pernikahan dan membangun keluarga yang sehat ditinjau dari aspek kegizian.

Kegiatan edukasi diselenggarakan secara offline pada tanggal 18 September 2022 pukul 09.00 sampai pukul 16.00 di Aula Tengku Rizal Nurdin Pemprov Sumatera Utara dan secara online pada tanggal 6 Oktober 2022 pukul 16.00. Dalam workshop kesehatan secara offline dihadirkan 3 orang pembicara yakni Devita Mesayu, SH., M.Hum, Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz., MPH., dan Nila Reswari Haryana, S.Gz., M.Si. sedangkan secara online dihadirkan 2 orang pembicara yakni Qonita Rachmah, S.Gz., M.Sc. dan Anisa Lailatul Fitria, S.Gz., M.Sc. Dalam workshop ini dibawakan 3 materi yakni Muda Berkarya, Wanita Sumut Zaman Now ; Upaya Peningkatan Gizi dan Kesehatan Calon Pengantin ; dan Konsep Gizi Seimbang Calon Pengantin dalam Upaya Pencegahan Stunting. Workshop kesehatan ini dihadiri oleh kurang lebih 81 orang secara offline dan 90 orang secara online yang tersebar dari Aceh, Sumatera Utara, hingga Gorontalo secara online. Mengutip pembahasan Anisa, perencanaan gizi yang matang sebelum menikah akan menghindarkan calon pengantin dari melahirkan generasi stunting.

 

Penulis : Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz., M.PH.

Leave a Reply