Waspada  Keracunan Makanan Akibat Mikroorganisme

Kamis (16/11/2023), dalam rangka meningkatkan pengetahuan para mahasiswa, Program Studi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan kuliah tamu dengan topik “Understanding Microbial Ecophysiology to Minimize Food Safety Risks”. Topik tersebut terbagi menjadi tiga tema besar, yaitu pembusukan pangan dan pencegahannya, produksi makanan fermentasi, dan  keamanan pangan. Kuliah tamu diselenggarakan secara daring dengan Dr. Jay Chawalit            Kocharunchitt dari University of Tasmania sebagai pembicaranya.

Dr. Jay mengatakan bahwa foodborne illness belakangan ini menjadi penyakit yang sering terjadi di tengah masyarakat. Foodborne illness merupakan penyakit yang disebabkan keracunan atau infeksi akibat dari pengonsumsian makanan yang terkontaminasi dengan mikroorganisme seperti bakteri yang bersifat patogen. Dr. Jay mengatakan terdapat beberapa bakteri yang menjadi penyebab utama dari keracunan makanan, seperti Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Clostridium sp., Vibrio sp., Shigella sp., Bacillus cereus, dan masih banyak lagi. Salah satu wabah dari keracunan makanan adalah listeriosis yang telah menewaskan lebih dari 160 orang dan membuat ratusan orang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Di Australia, Sebanyak 4 hingga 7 juta warga Australia per tahunnya menderita foodborne illness yang menyebabkan kerugian sebesar $2,6 miliar. Peningkatan foodborne illness di Australia disebabkan permintaan makanan segar yang tinggi, cara memproduksi makanan, dan mendistribusikan makanan yang lebih terpusat serta lebih panjang. Pendistribusian makanan yang panjang menyebabkan kontrol keamanan pangan semakin sulit.

Kasus foodborne illness yang selalu terjadi setiap tahunnya, membuat para peneliti maupun pemerintah menyampaikan beberapa respon tentang penjaminan keamanan pangan. Keamanan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam makanan agar konsumen dapat terlindungi dari mikroorganisme patogen dan keracunan makanan. Beberapa mikroorganisme yang dimaksud bisa berupa bakteri, fungi, alga, protozoa, dan virus.

Kasus penyakit yang terjadi dapat dicegah jika penyebab dari penyakit tersebut diketahui. Dr jay menjelaskan bahwa pencegahan terhadap kasus foodborne illness dapat dilakukan dengan cara menjamin keamanan pangan. Akan tetapi, saat ini masih banyak digunakan metode tradisional dalam menjamin keamanan pangan yang mana hal tersebut tidak dapat mengimbangi dunia yang terus berkembang dengan teknologi modern.  Penggunaan teknologi modern dapat memenuhi ekspektasi konsumen dengan teknologi yang cerdas, minim kelemahan, dan murah.

 

Penulis: Nurjanah, Arny Alfinda, Tiffany Hadi J., Nabila Nuraisyah R. ,Aisy Laili R., Nihana Aura A. D.

Leave a Reply